Senin, 16 November 2015

sejarah kabupaten purbalingga

SEJARAH KABUPATEN PURBALINGGA 

 

Sejarah Kabupaten Purbalingga
 Nama Purbalingga berdasarkan kosa katanya terdiri atas dua suku kata, yaitu purba yang berarti kuna dan lingga yang berarti phallus. Selain pengertian ini, juga dikenal cerita tutur tentang asal mula nama Purbalingga, yaitu terdapatnya tokoh Kyai Purbasena dan Kyai Linggasena yang dipercaya sebagai cikal bakal terbentuknya Purbalingga. Dari interpretasi nama Purbalingga mengindikasikan bahwa daerah ini mengandung berbagai tinggalan kebudayaan dari masa yang paling tua yaitu Purba.
Usai perang Diponegoro tahun 1830 terjadilah penataan wilayah di daerah Vorstenlanden yang dikenal dengan ‘Twede Vorstenlanden’ atau Vorstenlanden kedua. Dampak dari Perang Diponegoro, yaitu Sunan Pakubuwono ke-VI dibuang ke Ambon oleh Belanda dan diganti oleh Pakubuwono ke-VII sebagai Raja Surakarta. Dengan demikian seluruh wilayah ‘mancanegara’ (mancanegara : daerah yang de facto belum menjadi kekuasaan Belanda)  Surakarta, termasuk Purbalingga harus mengikuti situasi seperti itu. Oleh karena itu melalui Resolutie Van Den pada tanggal 22 Agustus 1831, daerah Banyumas dan bawahannya mendapat bagian penataan. Penataan itu berdasarkan surat komisaris Vorstenlanden tertanggal 20 April 1830 dan Besluit Van pada tanggal 18 Desember 1830 nomor 1.
Bupati Purbalingga dari Masa ke Masa :
·       Dibawah pemerintahan Kasunanan Surakarta :
  1. Raden Ngabehi Dipoyudo III (1759 – 1787)
  2. Raden Mas Yudokusumo (pejabat sementara, 1787 – 1792)
  3. Raden Tumenggung Dipokusumo I (1792 – 1811)
  4. Raden Mas Tumenggung Brotosudiro (1811 – 1831)
·       Dibawah Pemerintahan Hindia Belanda :
1.     Raden Tumenggung Dipokusumo II (1831 – 1846)
2.     Raden Adipati Dipokusumo III (1846 – 1867)
3.     Raden Tumenggung Dipokusumo IV (1868 – 1883)
4.     Raden Tumenggung  Dipokusumo V/Kanjeng Candiwulan (1883 – 1899)
5.     Raden Adipati Aryo Dipokusumo VI (1899 – 1925)
6.     Raden Adipati Aryo Sugondo BSch.G.St (1925 – 1950)
·       Dibawah Pemerintahan Republik Indonesia :
7.     Mas Suyoto (1947 – 1948)
8.     Raden Mas Kartono (1948 – 1950)
9.     Raden Oetoyo Kusumo (1950 – 1954)
10.  Raden Hadisukmo (1954 – 1960).
11.  R Mochamad Sudjadi (1960 – 1967)
12.  Raden Bambang Murdarmo, SH (1967 – 1973)
13.  Letkol Psk. Goentur Daryono (1973 – 1979)
14.  Drs. Sutarno (1979 – 1984)
15.  Drs. Sukirman ( 1984 – 1989)
16.  Drs. Soelarno (1989 – 1994)
17.  Drs. Soelarno (1994 – 1999)
·       Pemilihan Bupati dengan Sistem Paket (berdasar UU No 22/1999)
18.  Drs H Triyono Budi Sasongko, M.Si – Drs H Soetarto Rachmat (Bupati – Wakil bupati, 22 Maret 2000 – 23 Maret 2005).
·       Pemilihan Bupati-Wakil Bupati Langsung (Berdasar UU No. 32/2004)
19.  Drs H Triyono Budi Sasongko, M.Si – Drs H Heru Sudjatmoko, M.Si (Bupati – Wakil Bupati, 27 Juli 2005 –  27 Juli 2010). 
20.  Drs. H Heru Sudjatmoko, M.Si – Drs H Sukento Ridho Marhaendrianto, MM (Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga, periode 2010 – 2015)
Gambaran Umum
Kabupaten Purbalingga secara geografis terletak di bagian barat daya wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan posisi pada 101011’ – 109035’ Bujur Timur dan 7010’ – 7029’ Lintang Selatan. Adapun batas wilayah administrasi Kabupaten Purbalingga adalah:
Sebelah utara         :    berbatasan dengan Kabupaten Pemalang
Sebelah timur        :    berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Pekalongan
Sebelah selatan     :    berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Banyumas
Sebelah barat         :    berbatasan dengan Kabupaten Banyumas.
Jarak Ibu Kota Kabupaten Purbalingga ke Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah adalah 191 km. Kabupaten Purbalingga memiliki wilayah seluas 77.764 ha atau sekitar 2,39 persen dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif Kabupaten Purbalingga terdiri dari 18 kecamatan, 224 desa, 15 kelurahan, 886 dusun, 1.544 RW, dan 5.051 RT.
VISI :
Purbalingga yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing Menuju Masyarakat Sejahtera yang Berkeadilan dan Berakhlak Mulia
Misi Pembangunan Purbalingga 2010 – 2015

a.    Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

b.   Mewujudkan Purbalingga yang Aman, Damai, Tertib, dan Demokratis Berlandaskan Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)

c.    Mewujudkan Masyarakat Purbalingga yang Semakin Berkualitas, Berakhlak Mulia, Beretika, serta Memiliki Jatidiri dan Semangat Nasionalisme

d.   Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Purbalingga yang Semakin Berkualitas dan Berkeadilan melalui Pendayagunaan Seluruh Potensi Daerah

e.    Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Prasarana Wilayah, Terutama untuk Mendorong Keserasian Pertumbuhan Antarwilayah dan Pemerataan Pelayanan Sosial

f.    Mewujudkan Kelestarian Fungsi Lingkungan Hidup melalui Peningkatan Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, serta Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Hayati

Potensi

           
            Kabupaten Purbalingga memiliki produk unggulan yaitu kerajinan rambut, melati gambir, kayu, gurami dan kayu olahan. Disamping itu, terdapat juga produk andalan berupa jeruk, kobis, kentang, kelapa, nilam, sapi potong, sapu glagah dan aneka kerajinan dari glagah, keramik, gula kelapa/kelapa deres, glagah Arjuna, serta obyek wisata OWABONG (Obyek Wisata Air Bojongsari), Gua Lawa, dan Purbasari Pancuran Mas (River World).
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Komoditas unggulan yang dikembangkan meliputi jeruk, kacang panjang, kobis, kentang, durian dan duku. Pemanfaatan potensi pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Kabupaten Purbalingga didukung oleh ketersediaan lahan yang cukup luas, produktifitas yang cukup tinggi, serta permintaan pasar yang terus meningkat.
Perkebunan
Komoditas unggulan di bidang perkebunan yang mempunyai peluang potensial bagi kegiatan investasi antara lain melati gambir, nilam, kelapa, lada, dan glagah arjuna. Pengembangan komoditas tersebut didukung oleh tingginya produktifitas tanaman, ketersediaan lahan, serta peluang pemasaran yang masih terbuka.
Kehutanan
Produksi unggulan hasil kehutanan di wilayah Kabupaten Purbalingga terdiri dari kayu (albasia), lebah madu, dan sutera alam.  Selain kayu albasia terdapat juga kayu mahoni, pinus, lo, jati, sungkai, laban, sonokeling, waru, nangka, suren dan lain-lain. Budidaya kayu albasia tersebar di hampir seluruh wilayah terutama di Kecamatan Rembang, Karangreja, dan Karangjambu. Pemasaran kayu albasia selain untuk memenuhi kebutuhan lokal juga telah menembus pasar ekspor.
Perikanan
Sumberdaya ikan di Kabupaten Purbalingga memiliki peluang tinggi untuk dikembangkan karena adanya dukungan sumber air yang berlimpah. Jenis ikan yang dikembangkan adalah ikan gurami yang secara komparatif dan kompetitif memiliki daya saing tinggi. Selain itu terdapat juga ikan nila, tawes dan nilem, yang dikembangkan melalui budidaya kolam dan minapadi. Pengembangan sentra gurami untuk usaha pembenihan dan pendederan berada di Kecamatan Bobotsari, Mrebet, Bojongsari, Kutisari dan Padamara. Sementara usaha pembesarannya dilakukan di Kecamatan Bukateja, Kemangkon, Kalimanah dan Purbalingga.
Peternakan
Jenis ternak yang dikembangkan meliputi sapi potong, kambing khas Kejobong, ayam buras dan ayam ras pedaging. Kegiatan peternakan di Kabupaten Purbalingga pada umumnya masih berskala kecil, sehingga akan lebih cepat memajukan peternak serta akan memudahkan produksi dan pemasaran. Selama ini komoditas peternakan dari Kabupaten Purbalingga telah merambah Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jakarta.
Industri
            Kabupaten Purbalingga memiliki potensi industri yang sangat potensial dengan beragam jenis produk, yang didukung oleh ketersediaan bahan baku, lahan industri, tenaga kerja terampil, dan pemasaran. Beberapa jenis industri yang telah berkembang adalah industri rambut, rokok (Mitra Produksi Sigaret kerjasama PT HM Sampoerna), keramik cetak, kayu olahan, glagah, tempurung, knalpot, tepung tapioka, bambu dan berbagai macam makanan khas.
Pariwisata
            Potensi pariwisata di Kabupaten Purbalingga meliputi wisata alam dan budaya, dengan obyek wisata antara lain Obyek Wisata Air Bojongsari (Owabong), Gua Lawa, Purbasari Pancuran Mas, Petilasan Ardi Lawet,Wana Wisata Serang, pendakian Gunung Slamet, dan monumen tempat lahir Jenderal Sudirman (MTL), Desa Wisata Karangbanjar, Munjuluhur Adventure Zone, Museum Prof DR R Soegarda Purbakawatja dan wisata Arung jeram Sungai Klawing.
Sekilas Hasil Pembangunan
            Sejak dilantik sebagai pasangan Bupati dan Wakil Bupati pada akhir 27 Juli 2010, Drs H Heru Sudjatmoko MSi dan Drs H Sukento Ridho Marhaendrianto MM telah membuktikan perannya dalam Pembangunan Kabupaten Purbalingga yang signifikan di berbagai bidang. Sebagai contoh di Bidang Kesehatan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Purbalingga, pada tahun 2010, angka kematian bayi (AKB) mencapai 11,20 per 1.000 kelahiran hidup (KH) atau sebanyak 171 kasus. Sementara di akhir tahun 2011 tercatat AKB menurun menjadi 11,16 per 1.000 KH atau sebanyak 168 kasus.
Kasus Malaria juga mengalami penurunan, dari 3.136 kasus di tahun 2010 menjadi 1.562 kasus di tahun 2011. Begitu pula dengan kasus bayi gizi buruk, juga mengalami penurunan yang menggembirakan. Jika di tahun 2010 tercatat bayi gizi buruk hingga 0.20 %, di tahun 2011 menurn menjadi 0,15 %. Persalinan Ibu oleh Tenaga Kesehatan juga terus meningkat. Jika di tahun 2010 hanya 93,69 % maka tahun 2011 meningkat menjadi 95,5 %.
Di Bidang Ketenagakerjaan, selama tiga tahun terakhir telah terjadi kenaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK). Jika di tahun 2011, UMK tercatat senilai Rp 765.000 atau 92% dari Kebutuhan Hidup Layak (KHL), tahun 2012 meningkat menjadi Rp 818.500 atau 94,6% dari KHL. Kini, untuk tahun 2013, telah ditetapkan UMK senilai Rp 896.500 atau 97% dari KHL. Purbalingga juga masih menjadi kabupaten paling rendah tingkat penganggurannya se-Barlingmascakeb selama empat tahun berturut-turut.
Rendahnya angka pengangguran ini sangat berkaitan dengan banyaknya jumlah perusahaan yang berdiri di Purbalingga. Tingkat penyerapan tenaga kerja perusahaan-perusahaan ini cukup signifikan. Dengan 90 perusahaan yang ada, mampu menyerap 32.884 tenaga kerja di tahun 2010. Dan di tahun 2011, perusahaan yang sama terus menyerap tenaga kerja hingga 35.803 orang.
Di Bidang Pertanian, terjadi kenaikan produksi dari 42.175 ton pada tahun 2010 dan meningkat di tahun 2011 menjadi 43.759 ton. Atau dengan kata lain, tingkat produktivitasnya mengalami kenaikan dari 49,85 kw/ha di tahun 2010 menjadi 55,61 kw/ha di tahun 2011.
Di Bidang Pendidikan, ada penambahan pada jumlah murid SLTA sederajat. Pada tahun 2010, tercatat 20.606 siswa bersekolah di bangku SLTA lalu meningkat di tahun 2011 menjadi 22.600 siswa. Hal ini dapat menjadi indikator semakin meng\ingkatnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang tertinggi yang mereka mampu.
Prestasi & Penghargaan selama tahun 2012 :
  1. IGRA (Indonesia Green Region Award)  - Majalah SWA – KBR68 H – Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Peringkat ke-4, Jakarta 11 Desember 2012.
  2. Anubhawa Sasana Desa (Menteri Hukum & Hak Azasi Manusia (HAM) RI, 5 Desember 2012).
  3. Pelayanan Terpadu Satu Pintu  (PTSP) Terbaik Nasional An. Kantor KPMT Purbalingga, PT Sucofindo, Nopember 2012.
  4. Inovative Government Award (IGA), Kementerian dalam Negeri, Oktober 2012.
  5. Travel Club Tourism Award (TCTA) 2012 (Majalah Travel Club bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), predikat 2nd Runner Up in Achievement, Jakarta, 24 September 2012.
  6. Gatra Budaya Pariwisata dari Pusat Penelitian Budaya dan Pariwisata (Puslibudpar) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unsoed Purwokerto, 20 September 2012.
  7. Penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih di Taman Rekreasi Buatan Tahun 2012, an. OWABONG, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Marie Elka Pangestu di Jakarta 27 September 2012.
  8. Peringkat ke-5 Desa Wisata Berprestasi Tingkat Nasional atas nama Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari,  Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Jakarta 25 September 2012.
  9. Peringkat ke-7 (Rating ‘Sangat Bagus), an PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Buana Mitra Perwira Purbalingga, Majalah Infobank Jakarta, September 2012.
  10. Juara I Lomba Sekolah Sehat (LSS) Tingkat Jateng an. SMPN 4 Purbalingga, Agustus 2012.
  11. Anugerah Adipura, Presiden RI, Istana Negara 7 Juni 2012. (Merupakan Adipura ke-4, sejak tahun 2009).
  12. Penghargaan Pendidikan dari Mendiknas atas Komitmen Pemkab Purbalingga dalam pengembangan manajemen kepala sekolah, Sukoharjo, 1 Juni 2012.
  13. Terbaik kelima versi Majalah Infobank.a.n Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Kredit Kecamatan (PD BPR BKK) Purbalingga, Juni 2012.
  14. Pembina Terbaik II Gotong Royong Tingkat Nasional an. Bupati Purbalingga Drs H Heru Sudjatmoko, M.Si, Mendagri pada pencanangan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) IX dan Peringatan Hari Kesatuan gerak PKK ke-40 tingkat nasional yang dipusatkan di Puspa Agro Jemundo Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Kamis, 24 Mei 2012.
  15. Juara I Nasional Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) an. Desa Kedungjati Kecamatan Bukateja, Mendagri pada pencanangan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) IX dan Peringatan Hari Kesatuan gerak PKK ke-40 tingkat nasional yang dipusatkan di Puspa Agro Jemundo Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Kamis, 24 Mei 2012.
  16. Juara I Tingkat Jateng Lomba Cerdas Cermat (LCC) 4 Pilar, an SMAN 1 Rembang, Dinas Pendidikan Pemprov Jateng, Mei 2012.
itulah sejarah purbalingga, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar